Index Coba Tutup Gap Support 6015 – 6027 Sambil Cari Jalan Memantul ke 6091
Merebaknya wabah coronavirus dan sudah dideclare sebagai status darurat global membuat market Asia serempak melemah. Apalagi setelah market Taiwan dibuka kemarin dan langsung turun -5.7% setelah saham saham utama yang memiliki basis manufaktur di China terpukul seperti HonHai/Foxconn. Bursa China belum dibuka dan masih tutup sejak perdagangan terakhir 23 Januari lalu dan diputuskan untuk diextend hingga 3 Februari 2020 guna hindari penurunan drastis. IHSG ditutup turun -55.45 point atau -0.91% saat 271 saham terkoreksi dan hanya sisakan 129 saham alami kenaikan. Index bahkan sempat berada di level terendah 6048 sblm ditutup memantul sedikit ke level 6057.
Semua sektor melemah dengan MISC-IND dan BASIC-IND menjadi yang paling tajam penurunannya hingga -2.4% dan -1.3%. Saham saham utama sektor ini merosot seperti ASII -2.9% TPIA -1.6% BRPT -1.5% INTP -3.3% INKP -3.4% dan TKIM -3.5%. Semua sektor seperti halnya IHSG dalam trend penurunan (DOWNTREND). Bahkan IHSG sendiri masih keluar dari lower bolinger nya 6057 dan makin mendekati area support kuat yang merupakan angka psikologis 6000. Sepuluh saham utama yang menjadi heavy weight IHSG pun tidak ada yang tutup di zona hijau : mula BBCA hingga BBNI turun bervariasi paling rendah -0.3% dan paling dalam -2.9% menandakan bahwa penurunan kemarin terjadi di semua level industry yang terus terdampak faktor penyebaran virus corona.
Investor asing masih enggan untuk lakukan pembelian bahkan secara selektif melakukan outflow mengamankan profit khususnya dari sektor FINANCE dengan net sell -360 milyar. Hal ini membuat pasar regular kemarin terjadi net sell -336 milyar. 2 saham perbankan utama BBCA dan BBRI menjadi target jual senilai -185 milyar dan -114 milyar. Di satu sisi investor asing masih catatkan net buy di saham TLKM +43 milyar dan ICBP +29 milyar. Dalam kondisi market tertekan menjadi peluang saham saham lapis 2 dan 3 untuk bergerak lincah. Saham saham perkebunan seperti LSIP dan SIMP dapat menjadi perhatian.
WHO secara resmi mulai menetapkan wabah corona sebagai darurat internasional. Hal ini telah membalikkan kondisi di bursa global semalam dari awalnya -244 menjadi +124 point. Tiga index Wall Street ditutup positif minimal diatas +0.3%. Saham saham perhotelan dan airline mengalami rebound setelah ada penjelasan dari WHO bahwa walaupun menyebar cepat namun tingkat kematian masih cukup rendah dan pemerintah China memiliki komitmen untuk menanggulangi ini dengan cepat & seksama. Selain itu market juga diuntungkan dengan bagusnya laporan keuangan yang dirilis oleh emiten teknologi seperti Microsot dan Amazon yang membuat sahamnya naik +2.8% dan +12% sehingga mampu dorong S&P 500 bertahan di zona positif.
Index makin mendekati area support gap 6015-6023 (yang terjadi tanggal 2 Desember 2019) sebagai target penurunannya. Dua leading indikator stochastic dan MACD belum tunjukkan tanda tanda reversal : kekuatan seller masih dominan di wilayah oversold dan histogram masih dalam arah negatif. Index hari ini akan coba untuk tutup gap tersebut sambil mencari celah mengekor sentimen global positif pasca pengumuman dari WHO. Area gerak IHSG : 6000 – 6091
Tone dan Manner perdagangan hari ini : Index Coba Tutup Gap Support 6015 – 6027 Sambil Cari Jalan Memantul ke 6091
Potensi Pergerakan : 6000 – 6091
Ada artikel buat kamu yang hendak memulai investasi di bursa saham tentang bagaimana menciptakan mindset investasi saham dengan konsep menabung saham.
Simak tulisan berikut https://sahamology.id/2020/01/29/menterjemahkan-menabung-menjadi-investasi-yuknabungsaham/
IHSG Masih Cari Arah Untuk Masuk Ke Band-nya. Cermati Inflow Asing di Saham Saham BigCap
PR pertama IHSG berhasil dituntaskan kemarin : menutup gap atas 6112 -6130 namun belum berhasil masuk ke dalam area bollinger bandnya. Index berakhir mixed dan hanya naik tipis +1.86 point atau terapreasi +0.03%. Posisi ini lebih rendah dari level pembukaan 6123 sehingga membentuk bear candle (black) dengan upper shadow. Kondisi ini masih tandakan adanya tekanan dari market yang menolak index untuk naik tinggi. Market masih ingin terkonsolidasi sebelum membentuk high baru.
Ada 198 saham naik dan 210 saham turun dengan sektoral alami mixed. Tertekannya sektor BASIC-IND dan PROPERTY membuat kenaikan di CONSUMER dan INFRA yang ditopang melejitnya saham HMSP dan TLKM menjadi sia sia. Serempak terkoreksinya saham industri semen, pulp dan CPIN tidak mampu mengimbangi reboundnya TPIA dan BRPT yang merupakan 2 heavy weight sektor industri dasar mendorong sektornya turun -0.5% .
Aktivitas investor asing beragam. Masih aktif lakukan pembelian di sektor FINANCE hingga +259 milyar dan INFRA +42 milyar mampu menjaga sebagian saham big cap tetap naik. Saham BMRI yang masih aktif diborong +161 milyar naik +0.65% dan saham TLKM yang dibuyback +64 milyar rebound ke level 3900. Secara totaal asing lakukan net buy hingga +172 milyar di pasar regular setelah lakukan net sell di saham saham seperti BBNI BBCA BTPS namun dalam jumlah yang lebih kecil.
Saham TLKM menarik untuk dicermati. Setelah memantul dari level support 3800 kemarin kembali berada diatas level EMA7 support. Bila hari ini bisa break 3930 dan bertahan maka berpotensi bergerak sampai ke harga 4010-4060 dalam jangka pendek.
Selain itu BMRI yang kebanjiran dana asing hingga +697 milyar dalam 5 hari terakhir masih tetap dalam rentang konsolidasi naiknya diantara 7600 – 8000. Selama masih dalam rentang tersebut bisa dihold terlebih dahulu sambil menunggu breakout atau memantul untuk tambah posisi.
Dua saham yang bisa diperhatikan hari ini :
- HMSP : saham ini sudah tidak membentuk low baru dibawah 2060 dan dua hari terakhir candle positif dengan posisi sudah diatas EMA7. bisa dibeli spekulatif dengan target 2350 dan stop loss 2060.
- GIAA : saham ini seperti halnya HMSP tidak membentuk low baru di bawah 372 dan sudah berada diatas EMA7 support 424. bisa dibeli spekulatif dengan target 454 – 486 dengan area EMA7 sebagai stop loss dinamis
Hari ini market masih mencari arah dan terkonsolidasi untuk solid masuk di area bolinger band 6127 kembali setelah kemarin tertekan. Histogram MACD masih mengarah negatif dan stochastic masih dominan kekuatan seller di area oversold < 20. Area gerak IHSG : 6093 – 6172
Tone dan Manner perdagangan hari ini : IHSG Masih Cari Arah Untuk Masuk Ke Band-nya. Cermati Inflow Asing di Saham Saham BigCap seperti TLKM dan BMRI
Potensi Pergerakan : 6093 – 6172
Ada artikel menarik untuk kamu para Pemula di Pasar Modal tentang bagaimana memahami karakteristik perdagangan di emerging market seperti Bursa Efek Indonesia
Simak tulisan berikut https://sahamology.id/2020/01/29/memahami-karakteristik-perdagangan-emerging-market-perdagangan-di-idx_bei/
Candle Kemarin Tanda Market Menolak Turun. Apakah Rebound Hari Ini ?
Market alami under psychology di pagi hari alami gap down dibuka pada level 6110 dan terus merosot hingga sentuh level terendah 6065. Namun berangsur pulih di sesi kedua hingga penutupan dan rebound hingga ditutup sedikit lebih baik di 6111. Walaupun masih lebih rendah dari penutupan hari Senin -0.36% namun bentukan candle memberikan harapan adanya kekuatan buyer yang menolak index turun lebih dalam lagi. Sebanyak 175 saham naik dan 233 saham turun dimana 5 sektor naik dan 5 sektor turun tandakan mixednya market hari kedua setelah alami koreksi tajam -1,77%.
Sektor MISC-IND PROPERTY dan MINING menjadi penahan koreksi index saat terjadi tekanan kuat dari sektor BASIC-IND -1.6% dan FINANCE -0.6% kemarin. Dari 10 saham unggulan, 4 yang berhasi menguat adalah ASII HMSP BBNI dan BMRI sedangkan penurunan paling besar terjadi pada saam GGRM BBCA dan BMRI sehingga tekan sektornya masing masing karena 3 saham ini memiliki bobot yang dominan. Investor asing kemarin catatkan outflow hingga -469 milyar dimana -881 milyar terjadi di pasar regular. BBCA BBRI menjadi yang paling dominan dilepas masing masing -260 milyar dan -174 milyar sedangkan TLKM capai -83 milyar dan BBNI -78 milyar. Asing hanya lakukan pembelian mini di BMRI +19 milyar EXCL +5 milyar dan LPPF +4.8 milyar. Terlihat mulai terjadi profit taking di saham saham perbankan yang sudah naik tinggi seperti BBCA dan BBRI.
Penurunan IHSG membuat index berhasil menutup 1 gap lama dan membuka 1 gap resisten baru di 6112-6130. Ada peluang index akan membuat new lower high (puncak rendah) dalam beberapa hari ini sebagai rebound untuk lanjutkan trend turun. Index masih akan coba adjust untuk masuk kembali ke area lower band 6152 setelah alami penurunan tajam hari Senin yang akibatkan posisi candle ke luar dari bolinger bandnya.
Kemarin beberapa saham alami beberapa kondisi rejection sehingga cocok untuk spekulasi. Saham saham seperti WIKA CLEO WSKT dan AKRA dapat diperhatikan pergerakannya. Berikut kondisnya
- AKRA : hold selama berada diatas 3440 dengan target 3650 dengan stop loss 3360
- WIKA : hold selama diatas 1975 dengan target 2050-2200 dengan stop loss 1830
- WSKT : selama tidak membentuk low baru dibawa 1235 bisa tetap diperhatikian dengan target 1380-1410
- CLEO : hold selama diatas 488 dengan target 505. Jadikan 480 sebagai stop loss
Bentukan candlestick dragonfly doji menjadi harapan bahwa index hari ini akan mencoba untuk rebound mencoba tutup gap dan masuk ke dalam lower bolinger 6130 – 6152.
Tone dan Manner perdagangan hari ini : Market Menolak Untuk Turun, Potensi Rebound Tutup Gap Resisten 6130
Potensi Pergerakan : 6048 – 6144
Ini Dia Cara Sikapi Market Yang Downtrend Karena Imbas CoronaVirus
Index harus menyerah kalah terhadap issue coronavirus seperti halnya market global. Setelah bertahan beberapa hari di area support neckline double top akhirnya index pun terkonfirmasi breakdown setelah kemarin turun -110 point atau -1.78%. Index bertengger di harga 6133 setelah 351 saham serempak alami penurunan dan hanya sisakan 77 saham yang naik. Walaupun penurunan kemarin sangat drastis namun banyak pelaku pasar yang masih wait and see untuk tidak ikut serta dalam panic selling karena value perdagangan masih dibawah 5 trilyun dan jumlah saham yang dipertukarkan hanya capai 66 juta lot.
Dari 10 saham bigcap cuma BBCA dan UNVR yang masih bertahan di zona hijau, 8 lainnya turun dengan TPIA menjadi yang paling tajam penurunannya hingga -9.7% setelah emiten ini resmi keluar dari daftar LQ45 bersama dengan INDY dan MEDC. Beberapa heavyweight juga turun lebih dari -2% seperti BMRI -2,5%, ASII -3,5%, HMSP -2,7% dan BBNI -3,2%. Seiring dengan hal ini semua sektor penyusun COMPOSITE juga berada di zona merah. BASIC-IND dan MISC-IND terkoreksi paling tajam mengikuti gerak market mover nya. Sektor MISC-IND turun -3.1% setelah ASII yang berkontribusi 76.28% turun -3.5% dan BASIC-IND turun -4.4% setelah 4 kontributor utama TPIA, BRPT, CPIN dan SMGR yang memiliki total kontribusi lebih dari 60% terhadap sektor ini turun lebih dari -2.0% masing masing.
Saat market terkoreksi dekati -1,8% justru asing masih catatkan pembelian di pasar regular hingga +179 milyar. 2 Saham yang paling banyak diborong asing adalah BMRI dan BBCA dengan total lebih dari +347 milyar. Sedangkan saham saham lain seperti UNTR IND ACES dan LPPF juga mendapatkan inflow. Khusus ACES saham ini juga mendapatkan sentimen karena masuk dalam daftar LQ45 bersama dengan TOWR dan TBIG.
Dengang pendekatan Multi MA , index telah break semua support pendek dan panjangnya. Kondisi candle IHSG sudah berada di bawah EMA7 – MA20 – MA50 – MA100 – MA200 mengkonfirmasi downtrendnya. Secara teknikal market saat ini mencoba untuk close gap di area 6127 – 6132 yang terjadi tanggal 5 Desember 2019. Bila gap ini tertutup dan index masih alami downtrend maka masih akan sisakan 1 gap lagi di area 6015 – 6023 yang terjadi tanggal 2 Desember 2019. Stochastic dan MACD masih mengarah ke pelemahan dengan index masih ‘betah’ di area oversold < 20 dan histogram yang masih mengarah negatif. Patahnya trend IHSG dan telah break support fibo 50% menjadi awal downtrend. Hari ini index akan coba pullback ke kisaran 6143 sambil menutup gap di area 6127 – 6132.
Bagaimana saya harus mensikapi hal ini ?
- Sebagai growth investor : tunggu moment yang tepat saat saham yang anda miliki mulai memantul dari supportnya untuk melakukan pembelian tambahan
- Sebagai swing trader : bila saham sudah break down trendline dan channel line dalam melakukan pembatasan resiko. Namun bila saham tersebut memantul dari area trendline bisa lakukan buy on weakness
- Sebagai trend following trader : bila saham sudah keluar dari area MA-nya dan sudah lebih dari -3% dibawah garis support MA bisa lakukan penjualan /sell on strength saat terjadi pullback. Namun bila saham memantul dari area MA nya dapat melakukan averaging untuk menambah posisi.
- Sebagai day trader : bila saham sudah breakdown area blok konsolidasinya dapat dilakukan cut profit/ cut loss. Fokus kepada saham saham yang masih terjadi akumulasi (baik asing maupun lokal) walaupun harganya diturunkan (mark down with accum)
Ikuti Webinar dan Curhat Saham yang akan dilakukan besok hari Rabu tanggal 29 Januari 2020. Caranya liat IG Story @SAHAMOLOGY untuk mendapatkan tiketnya
Sebagai kado khusus Chinese New Year 2020, dapatkan diskon 50% untuk layanan TETRA PRIME 6 bulan hingga 24 bulan. Harga layanan menjadi mulai Rp 112ribuan per bulan. Harga termasuk 1 buku Teknik Cuan Gunakan Aplikasi TETRA berikut video tutorialnya. Klik http://promo.tetraxchange.id
Tone dan Manner perdagangan hari ini : Terimbas CoronaVirus, Index Uji Gap 6217-6132 Setelah Break Multiple MA Support
Potensi Pergerakan : 6095 – 6206
Masih Kuatnya Rupiah Diharapkan Bisa Bantu Jaga Sentimen dari Coronavirus
Menutup akhir pekan lalu index berakhir flat dan mixed setelah terkoreksi -5.1 point atau turun -0.08%. Mengikuti trend market global yang masih melakukan assessment terhadap impact dari penyebaran Virus Wuhan setidaknya membuat para fund manager berhati hati melakukan posisi buy. Dari 10 sektor tercatat hanya 4 yang alami penguatan yaitu PROPERTY, INFRA, FINANCE dan CONSUMER. Dari 10 saham penggerak IHSG yang dominan 4 saham menekan bursa setelah harganya terkoreksi yaitu BBCA UNVR ASII dan HMSP. Kondisi ini melanjutkan konsolidasi IHSG di area 6223 – 6265 yang sudah terjadi selama 3 hari.
IHSG gagal masuk kembali ke area EMA7 6253 sehingga secara trend mikro masih cenderung menurun. Investor asing pada hari Jumat hanya sedikit lakukan inflow +125 milyar dimana 13 milyar terjadi di pasar regular. Sektor INFRA mendapatkan suntikan hingga +70 milyar sedangkan sektor FINANCE cabut -41 milyar. Beberapa saham yang menjadi sasaran pembelian asing sepanjang pekan lalu BMRI BBRI GGRM TLKM dan ICBP, sedangkan yang menjadi target penjualan adalah saham BBCA BBNI HMSP WSKT dan LPPF. Yang menarik adalah saham TLKM setelah pekan sebelumnya (13-17 Januari ) menjadi sasaran jual hingga -720 milyar, pekan lalu mulai terjadi aliran dana masuk hingga +67 milyar. Ini dapat menjadi signal bahwa saham telah bottoming di 3800 dan mulai terjadi rebound.
Ada 3 saham yang akan dibahas dalam posting ini : BMRI, TLKM dan BRPT
BMRI setelah breakout 7800 masih berpotensi lanjutkan penguatan hingga 8075 dengan jalur kenaikan 7975 – 8075. Jadikan 7800 sebagai stop loss atau trailing bila sudah mengikuti dari level bawah.
TLKM setelah terjadi inflow asing mulai menjauh dari support 3800. Saat ini sudah berada diatas level support 3890 EMA7 sebagai trailing. Bila breakout MA20 di level 3925 masih berpotensi lanjutkan penguatan hingga 4030. Lakukan penambahan/add bila berada diatas 3925.
BRPT masih diuntungkan dengan tertekannya harga minyak yang saat ini di level USD 52.67 per barrel. Saat ini harga sudah berada diatas support EMA7 dan MA20 dengan potensi golden cross. Target penguatan hingga level 1525. Jadikan 1310 sebagai stop loss.
Kekhawatiran akan virus corona dari Wuhan membuat harga minyak terpuruk, apalagi adanya rencana pemerintah China untuk memperpanjang libur panjang yang sedianya akan berlangsung selama 2 pekan. Hal ini dikhawatirkan akan menurunkan demand saat supply minyak mentah masih tinggi. Penurunan harga minyak sepanjang pekan lalu menjadi yang terburuk sejak July 2019 dimana WTI telah turun lebih dari -7% ke level USD 52.67 per barrel.
Di sisi lain harga emas alami penguatan sebagai safe haven instrumen dan pagi ini diperdagangkan diatas level USD 1580 per troy ounce. Ini bisa menjadi peluang aktifnya saham saham berbasis emas seperti MDKA PSAB (dan ANTM). Sentimen ini akan membuat MDKA coba break level resisten 1215 yang telah beberapa kali gagal dijebol. Sedangkan PSAB akan mencoba break level 272-284. Sedangkan untuk ANTM akan mencoba masuk kembali ke area 800-nya.
Hari ini index diproyeksikan masih akan berkutat di area 6223 – 6265. Sentimen penguatan Rupiah yang sudah capai level 13.500 diharapkan bisa mengimbangi berita buruk efek dari coronavirus yang telah membuat lebih dari 50 korban di China. Bila menggunakan leading indicator Stochastic dan MACD histogram masih ada harapan untuk bertahan karena mulai ada kekuatan bull/beli dan arah histogram masih positif. Hal ini setidaknya bisa menjaga pertahanan IHSG supaya tidak jebol dibawah 6223. Area gerak IHSG : 6208 6269
Sebagai kado khusus Chinese New Year 2020, dapatkan diskon 70% untuk layanan TETRA PRIME 6 bulan hingga 24 bulan. Harga layanan menjadi mulai Rp 76ribuan per bulan. Harga termasuk 1 buku Teknik Cuan Gunakan Aplikasi TETRA berikut video tutorialnya. Klik http://promo.tetraxchange.id
Tone dan Manner perdagangan hari ini : Masih Kuatnya Rupiah Diharapkan Bisa Bantu Jaga Sentimen dari Coronavirus
Potensi Pergerakan : 6208 – 6269
WHO Tenangkan Market Global Terkait Coronavirus di China, Index Potensi Lanjutkan Penguatan
Setelah dari awal pekan alami tekanan akhirnya IHSG mulai memantul setelah bergerak di sekitar area support 6218. Index bertahan di zona hijau sejak pembukaan pasar dan ditutup naik +0.25% atau bertambah +15.75 point ke level 6249. Walaupun gagal break area resisten EMA7 6257 tapi kenaikan kemarin setidaknya memberikan nafas bagi para trader untuk mulai mengambil posisi spekulasi saham saham yang yang sudah terkoreksi. Jumlah saham yang naik hanya 182 emiten lebih sedikit dari jumlah saham yang turun 220. Namun karena 7 dari 10 index mover ditutup naik maka IHSG pun bisa terangkat.
Secara sektoral mayoritas mengalami penguatan dengan BASIC-IND INFRA dan MISC-IND menjadi motor setelah saham TLKM ASII TPIA BRPT CPIN INTP dan SMGR alami penguatan. Ada tekanan dari sektor TRADE setelah terjadi koreksi dari saham saham utamanya seperti UNTR ACES MNCN SCMA dan MAPI namun ini tak pengaruhi IHSG mengingat masih ada suntikan tambahan dari perbankan setelah BBCA flat dan BBRI lanjut menguat.
Sebanyak 89.07 juta lot saham diperdagangkan dengan nilai IDR 6.35 trilyun. Reboundnya IHSG digunakan oleh asing untuk lakukan net sell hingga -348 milyar di pasar regular dengan sektor FINANCE menjadi target outflow dengan nilai -309 milyar. Saham BBCA BBNI dan TLKM menjadi tiga yang paling banyak dijual dengan jumlah net sell -289 milyar, -53 milyar dan -43 milyar. Beruntung masih ada inflow ke saham BMRI ASII SMGR dan BBRI sehingga menjaga outflow tidak massive. Inflownya asing telah jaga ASII naik +50, SMGR +75 dan BBRI +30 di perdagangan kemarin.
Saham BRPT saat ini sudah berada diatas dua level support EMA7 dan MA20. Masih berpotensi untuk naik dengan target 1525 apalagi bisa terjadi golden cross di dua garis tersebut. Sepanjang harga minyak masih rendah dibawah USD 60 per barrel saham ini masih menarik untuk dihold dengan trailing dinamis menggunakan EMA7 nya. Saham HOKI juga menarik untuk diperhatikan karena sudah kembali memiliki support EMA7 untuk trend mikro. Bila penguatan berlanjut dan breakout 900 dapat ditambah dengan target 955. Jadikan 845 sebagai stop loss bila masuk hari ini.
Kekhawatiran akan coronavirus di China membuat saham saham regional berguguran. Beruntung ada statement dari WHO bahwa kasus yang terjadi belum dinyatakan sebagai darurat global. Selain itu berangkat dari pengalaman kasus virus SARS di tahun 2003, market akan segera memantul setelah penyebaran virus dapat ditanggulangi. Berita ini diharapkan dapat meredakan sentimen negatif terkait coronavirus tipe terbaru yang telah tewaskan 17 orang dan menulari lebih dari 600 orang di Wuhan.
Pola candle IHSG yang membentuk long wick menjadi potensi adanya penguatan lanjutan hari ini. Index berpotensi untuk membentuk new high dalam waktu dekat. Apalagi ditopang kondisi bahwa MACD histogram bergerak ke arah yang positif. Bila puncak terbaru masih dibawah level 6348 maka index akan lanjutkan sidewaysnya. Sedangkan bila berhasil breakout 6348 maka akan terjadi potensi uptrend. Beruntung sekarang level 6218 support tidak dibreak sehingga index terjaga masih sideways. Index diproyeksikan akan menguji level resisten 6257 hari ini untuk konfirmasi trend mikro nya. Area gerak IHSG : 6218 – 6285
Tone dan Manner perdagangan hari ini : WHO Tenangkan Market Global Terkait Coronavirus di China, Index Potensi Lanjutkan Penguatan
Potensi Pergerakan : 6198 – 6283
Bank Menjadi Penahan IHSG Tidak Ambrol, Sektor Property Bergerak PHP
IHSG masih belum punya tenaga untuk menjadi hijau. Walaupun sempat naik tinggi hingga level 6265, index mulai kehilangan kekuatan bertahan jelang penutupan sesi 1 dan berlanjut hingga penutupan hari pada zona merah. Sempat dekati area support 6218 di level 6223, index akhirnya ditutup 6233 dan terkoreksi tipis -0.08% atau -4.70 point. Ada 4 sektor yang menjadi penahan IHSG yaitu FINANCE AGRI TRADE dan CONSUMER yang mampu imbangi koreksi dari MINING INFRA dan PROPERTY.
Sektor FINANCE menjadi penyelamat IHSG setelah kebanjiran dana asing hingga +301 milyar sehingga secara total berkontribusi maksimal pada total inflow sebanyak +290 milyar. Kenaikan 4 saham bank besar BBCA BBRI BMRI dan BBNI mampu menjadi penahan IHSG tidak rontok yang terjadi anomali saat reboundnya bursa regional kemarin. BMRI kebanjiran dana asing hingga +229 milyar, sedangkan BBRI masih terus ditahan untuk tidak turun setelah asing tetap melakukan pembelian hingga +187 milyar. Di sisi lain walaupun harganya naik kemarin, BBCA dan BBNI cenderung alami profit taking oleh asing sebesar -111 milyar dan -38 milyar.
Salah satu sektor yang cukup mengecewakan adalah PROPERTY. Harapan terjadi pantulan di awal perdagangan malah kembali lanjutkan trend turunnya. Mayoritas saham saham unggulan dan heavyweight-nya masih betah di zona merah walaupun sempat alami penguatan. Saham pengembang seperti PWON BSDE CTRA dan SMRA rata rata terkoreksi diatas -2.5% sedangkan saham property konstruksi masih turun bervariasi seperti WIKA PTPP WSKT dan ADHI. Sektor ini telah break low nya dan membuat lembah baru di luar bollingernya untuk lanjutkan downtrend.
Belum adanya katalis positif serta index yang masih berjuang untuk bertahan di area support 6218 membuat market maju mundur dalam 2 hari terakhir. Posisi stochastic yang belum tuntas di zona oversold menjadi tanda bahwa konsolidasi di area support 6226 – 6257 masih akan berlanjut. Bentukan candle kemarin dengan upper shadow lebih panjang dibandingkan dengan body dan lower shadow tandakan kekuatan SELLER masih lebih dominan untuk menekan IHSG. Apalagi MACD histogram masih terus bergerak ke arah negatif yang tandakan trend penurunan masih terus terjadi. Area gerak IHSG : 6198 – 6283
Tone dan Manner perdagangan hari ini : Bank Menjadi Penahan IHSG Tidak Ambrol, Sektor Property Bergerak PHP
Potensi Pergerakan : 6198 – 6283
Tekanan Jual Masih Kuat, Dapatkah IHSG Tertahan di Support Neckline Double Top 6218 ?
Setelah seharian bergerak bergantian naik turun dari zona merah ke hijau akhirnya IHSG ditutup turun -6.89 point ke level 6238. Penurunan ini membuat index telah membuat candle low terbaru dan berpotensi semakin dekati area neckline pola double top nya. Seperti halnya bursa regional yang turun kemarin pasca penurunan rating Hongkong oleh Moody’s membuat Hang Seng terkoreksi tajam -2.67%, penurunan IHSG -0.11% dianggap masih wajar karena hari Senin sudah turun lebih dahulu -46 point. IHSG yang dikini diperdagangkan di level 6238 membuatnya telah berada dibawah support MA200 6251 dan makin menjauh dari resisten MA20 6283.
Walaupun jumlah saham yang turun 257 emiten jauh lebih banyak dari yang naik 145 emiten, namun karena dari Top 10 IHSG Mover masih ada 6 heavyweight naik positif membuat penurunan index tidak signifikan. Apalagi TLKM sebagai sentral dari sektor INFRA alami rebound +2.0% sehingga bawa sektornya menguat +1.0% bersama dengan FINANCE dan MISC-IND yang menguat setelah saham bank BUMN dan ASII masih alami kenaikan.
Saham industry perunggasan kemarin terpukul setelah CPIN JPFA dan MAIN terkoreksi masing masing -3.0%, -5.7% dan -4.1%. Saham JPFA breakdown tripple support 1615-1610-1580. Saham CPIN masih tertahan dan memantul diatas support 7020-6950. Sedangkan MAIN semakin menjauh dari resisten 995-970 dan saat ini sudah keluar dari area lower bollingernya. Dari ketiga saham ini hanya CPIN yang masih OK untuk dihold dengan level stop loss < 6950.
Di sisi lain sektor BASIC-IND masih memiliki dua jagoan yang menguat di perdagangan kemarin yaitu BRPT dan INKP. INKP masih terkonsolidasi dan saat ini sudah memiliki dual support MA20 dan 8000 sebagai level trailing stopnya. Sedangkan BRPT setelah memantul dari support 1180 masih tertahan dan miliki support trend micro EMA7 1305 untuk potensi lanjutkan kenaikan, jadikan EMA7 sebagai trailing dan stop loss terdekat.
Investor Asing mencatatkan net buy +663 milyar di pasar tunai/negosiasi namun catatkan outflow -442 milyar di pasar regular setelah lebih dari -450 milyar dana keluar dari saham BBCA. Beruntung masih ada BBRI yang catatkan inflow gemuk +148 milyar bersama dengan TLKM +30 milyar dan BMRI +25 milyar sehingga mampu tahan total inflow asing hingga +220 milyar di kedua pasar tersebut. Masuknya asing di saham TLKM dan BBRI selamatkan dua saham ini dari zona merah. TLKM memantul dari support 3800 dan saat ini sudah miliki EMA7 sebagai support tambahan. Sedangkan BBRI tetap terjaga trend naiknya dengan level 4560 sebagai trailing stop.
Hari ini IHSG diproyeksikan akan menguji support neckline pola double top 6218. Bila akhirnya level support ini dibreak maka index berpotensi uji area support gap antara 6127-6132. Histogram MACD yang masih negative direction dan stochastic di level < 50 dengan bear taking over menjadi tanda bahwa tekanan jual dan penurunan masih cukup kuat. Area gerak IHSG : 6191 – 6272
Tone dan Manner perdagangan hari ini : Tekanan Jual Masih Kuat, Dapatkah IHSG Tertahan di Support Neckline Double Top 6218 ?
Potensi Pergerakan : 6191 – 6272
IHSG Tertekan dan Alami Dead Cross Jangka Pendek. Berpotensi Doube Top.
Akhirnya IHSG pun menyerah untuk sementara waktu. Kemarin index turun lebih dari -46 poin setelah seluruh sektor alami tekanan dan koreksi. MINING dan AGRI menjadi dua yang paling terkoreksi -1.7% dan -1.4%. Dari 10 saham penggerak IHSG hanya BBRI TPIA dan ICBP saja yang alami penguatan sedangkan saham saham cenderung turun dengan TLKM stabil di level 3810. IHSG yang telah alami penguatan sejak 5 Desember 2019 setelah EMA7 dan MA20 golden cross akhirnya alami dead cross kemarin tanda pelemahan jangka pendek.
Walaupun regional tutup bervariasi kemarin, IHSG yang masih diterpa drama “saham gorengan” dan likuidasi reksadana Minnapadi tidak mampu bertahan dari salah satu support pertamanya di MA20. Setelah gagal breakout resisten 6348, index sekarang cenderung membentuk pola double top dengan level support 6218 sebagai neckline-nya. Bila level ini dapat dibreak maka IHSG akan konsisten membentuk pola downtrend.
Investor asing lancarkan aksi jual yang cukup besar kemarin -668 milyar dan menjadi nilai penjualan terbesar kedua tahun ini setelah pada tanggal 16 terjadi outflow -731 milyar. Saham BBCA menjadi yang paling banyak dijual senilai -388 milyar sehingga harganya terkoreksi -0.58% disusul oleh INDF, BBNI HMSP dan LPPF sebagai 5 saham yang alami net sell paling banyak di pasar regular dan tunai/nego. Sedangkan BBRI berhasil tertahan dan naik +0.65% setelah asing masih tetap lakukan inflow hingga +259 milyar bersama dengan GGRM INDF ICBP dan PGAS. Masih tingginya minat beli asing di saham saham rokok dan konsumsi membuat sektor CONSUMER menjadi satu satunya yang alami net buy senilai +29 milyar.
Apa yang harus dilakukan bila IHSG sedang meradang seperti sekarang dan berpotensi downtrend ? Untuk yang hold saham saham Top 20 Mover IHSG mungkin bisa wait and see untuk tidak dulu panic selling atau panic buying saat terjadi rebound. Sedangkan untuk mereka yang sudah punya skill dalam day trading dan intraday trading bisa memanfaatkan momentum aktifnya saham saham lapis dua dan lapis tiga yang biasanya menjadi sasaran empuk para trader dan market maket beraksi. Saham saham AMAR LUCK LMAS CSRA BEEF ABBA dan REAL kemarin mendominasi top gainer sehingga masih bisa diperhatikan gerakannya hari ini namun bukan untuk ‘diinapkan’. Konsepnya Beli – Untung – Jual bukan Beli – Simpan – Rugi.
Beberapa saham yang masih dominan pergerakan trend naiknya harus dikawal dengan trailing stop yang baik. Berikut daftarnya
- BBRI : trailing stop 4560
- MNCN : proteksi profit level 1660
- SCMA : trailing stop 1520
- BTPS : proteksi profit level 4390
- INDF : trailing stop 8250
Hari Rabu dan Kamis tanggal 22-23 Januari akan dilakukan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang pertama di tahun 2020. Ekspektasi market adalah tingkat suku bunga acuan BI 7 Day RR akan tetap di level 5%. Walaupun ada peluang penurunan suku bunga mengingat penguatan Rupiah terhadap USD di level 13654 serta inflasi (yoy) 2.72% namun sepertinya Bank Indonesia akan ikuti mainstream bank sentral global yang mempertahankan suku bunga acuan di level sekarang. Hal yang sama juga dilakukan oleh The People’s Bank of China yang mempertahankan suku bunga 1 tahun dan 5 tahun dalam keputusannya kemarin.
Index hari ini berpotensi untuk rebound terbatas mengingat posisi candle yang sudah didekat lower bolinger 6233 dan support 6218.Walaupun tidak ada leading indicator yang positif namun adanya bentukan shadow pendek di candle kemarin bisa menjadi sedikit ‘perlawanan’ kekuatan buy apalagi saat saham utama BBRI bisa bertahan ditengah terpaan selling. Area gerak IHSG : 6194 – 6293.
Tone dan Manner perdagangan hari ini : IHSG Tertekan dan Alami Dead Cross Jangka Pendek. Berpotensi Doube Top.
Potensi Pergerakan : 6194 – 6293
Rentang Konsolidasi Cukup Lebar, Saham Unggulan Bergantian Naik Turun
Index kembali flat pada perdagangan hari Jumat lalu. Sempat alami over psikologis di awal perdagangan hingga dibuka pada level 6293, IHSG tak kuasa mempertahankan kenaikan setelah sepanjang 2 sesi tertekan di zona merah. Beruntung aksi beli asing di ujung dekat penutupan mampu bawa index naik tipis +5.6 atau flat +0.09% dibandingkan dengan hari sebelumnya. Jumlah saham yang naik hanya 159 emiten jauh lebih sedikit ketimbang jumlah saham yang turun hingga 231 emiten.
Dari 10 sektor yang menyusun IHSG, hanya 3 sektor yang menguat dan mampu topang konsolidasi index yaitu FINANCE, BASIC-IND dan AGRI sedangkan sektor lainnya terkoreksi dengan PROPERTY menjadi yang paling tajam penurunannya -1,2% setelah terjadi koreksi pada saham POLL -5.2%. dimana saham ini punya kontribusi 19% terhadap sektornya. Beruntung dari 10 saham unggulan 5 saham naik BBCA BBRI BMRI TPIA BBNI sedangkan 4 lainnya turun TLKM ASII UNVR dan ICBP sehingga membuat IHSG tetap tutup di zona hijau walaupun tipis.
Di awal tahun ini terjadi penurunan yang signifikan dari nilai transaksi bursa. Bila di tahun 2019 ( 1 – 17 Januari 2019) value transaksi capai 106.79 trilyun dengan net sell asing capai +9.51 trilyun, maka di periode yang sama tahun 2020 hanya capai 76.3 trilyun dengan net buy asing +2.71 trilyun. Penurunan value transaksi ini mulai terasa sejak bulan November 2019 saat value transaksi hanya capai 155 trilyun dimana pada bulan Oktober 2019 masih pada level 202 trilyun dan September 172 trilyun. Bahkan di bulan Desember 2019 yang harusnya menjadi masa panen, justru value transaksi hanya di level 156 trilyun. Terlihat ada penurunan dari rata rata harian 9.35 trilyun menjadi 7.75 trilyun atau terjadi reduksi sebesar 1.6 trilyun. Banyak yang mengkaitkan turunnya value ini terkait dengan mulai ‘bungkamnya’ market maker yang melakukan transaksi saham gorengen seiring dengan terkuaknya kasus Narada, penutupan reksadana Minapadi serta ramainya penahanan pihak swasta terkait kasus Jiwasraya. Namun hal ini belum membuat index terpuruk bahkan relatif alami rebound rally di bulan Desember 2019 hingga sekarang walaupun belum membentuk pola uptrend karena gagal breakout 6348.
IHSG di awal tahun 2020 masih ditopang oleh rally saham saham FINANCE yang alami inflow hingga +2.95 trilyun dari investor asing. Hal ini mampu set-off keluarnya dana asing yang signifikan dari sektor INFRASTRUCTURE -790 milyar. Saham saham unggulan FINANCE kebanjiran pembelian asing di pasar regular : BBRI diguyur dana masuk +2.16 trilyun, BBCA +489 milyar, BBNI +66 milyar dan BBTN +45 milyar. Sedangkan TLKM sebagai pengendali sektor INFRA malah menjadi sasaran jual asing hingga -762 milyar bersama dengan BMRI -412 milyar dan LPPF -310 milyar. Sebagai perbandingan BBRI di awal tahun dibuka pada level 4400 dan tanggal 17 tutup di 4630, terjadi kenaikan +230 atau +5.22%. Sedangkan TLKM awal tahun buka di 3970 , pada tanggal 17 tutup di 3810 atau turun -160 yang setara dengan -4.03%.
Saham TLKM posisi saat ini sudah keluar dari area lower bolinger band sehingga secara teknikal “harusnya’ akan memantul. Apalagi area 3800 merupakan salah satu support terkuatnya selama ini. Bila memantul dan tidak bentuk new lower maka potensi alami rebound dengan target ke 3900. Sedangkan saham BBRI yang sudah alami rally sejak 15 November 2019 dan capai all time high, saat ini telah sedikit keluar dari upper bollinger dan berpotensi untuk koreksi-konsolidasi untuk pertahankan trend naiknya. Jadikan area 4560 sebagai trailing stop supportnya untuk proteksi profit jangka pendek.
Sepanjang pekan ini index masih akan berkutat dalam rentang konsolidasi lebar 6255 – 6348. Kondisi yang saat ini sedikit berada di atas MA20 sudah 3 kali mengalami rejection tanda kuatnya pertahanan. Stochastic yang masih dikuasai oleh kekuatan BEAR serta MACD yang masih alami negative direction belum menjadi pertanda baik bahwa index akan segera keluar dari area konsolidasinya. Beruntung Stoch masih diatas level 50 sehingga masih ada harapan dari sisi momentum uptrendnya. Berita baik dari harga komoditas nikel, emas dan timah bisa menjadi katalis untuk saham saham INCO ANTM MDKA PSAB dan TINS sehingga bisa diperhatikan pergerakannya hari ini. Area gerak IHSG : 6252 – 6341
Tone dan Manner perdagangan hari ini : Rentang Konsolidasi Cukup Lebar, Saham Unggulan Bergantian Naik Turun
Potensi Pergerakan : 6252 – 6341