Pekan Ini Jadi Penentuan Krisis IHSG Selesai Atau Berlanjut
Sempat alami ketegangan saat IHSG meluncur di bawah level 4033-4000 namun akhirnya ditutup mendekati level 4200. Dengan sentuh level 3918 dan membentuk support baru, apakah krisis IHSG selesai dan index siap memantul ? Ini kah akhir dari downtrend ke area reversal ?
Banyak kejutan dalam perdagangan hari Jumat lalu, apalagi setelah sejak hari Senin index selalu dekati level penurunan harian -5%. Namun memantulnya index dari level support 4000 menjadi sebuah nice surprise yang membuat sebagian orang optimis bahwa krisis IHSG selesai. Sepanjang sepekan lalu index telah terkoreksi lebih dari -14%. Beruntung ada rebound +2.18% di hari Jumat sehingga koreksi mingguannya menjadi lebih sedikit.
Jumlah saham yang naikpun bertambah menjadi 192 emiten disaat jumlah saat yang turun berkurang jadi tinggal 220-an saja. Padahal biasanya jumlah saham yang terkoreksi bisa capai 360 kode emiten.
Koreksi Market Global Masih Terus Terjadi, Market Tunggu Stimulus 2 Trilyun Dollar
Market global sebenarnya masih terus terkoreksi, bahkan DOW dalam perdagangan penutupan di hari Jumat kembali terjun dibawah level psikologis 20ribu. DJIA terkoreksi -4.55%, S&P terpangkas -4.34% dan NASDAQ turun -271 turun. Walaupun alami koreksi yang menarik adalah index volatilitas malah turun -8.28% ke 66.04. Artinya level puncak telah disentuh 82 dan saat ini index alami penurunan yang relatif normal sampai menemukan bottom riil nya.
Dalam pembukaan pasar hari ini pun future DOW turun lebih dari -800 point atau -4.5% dan terkena batas bawah. Turunnya harga minyak lebih dari -6% dekati level USD 20 per barrel menjadi tambahan masalah untuk market. Saat ini pelaku pasar sedang menunggu deal budget stimulus dengan nilai hingga USD 2 trilyun. Nilai stimulus ini setara dengan 10% output perekonomian Amerika. Selain itu Dept Keuangan juga sedang mengusahakan anggarakan tambahan hingga USD 4 trilyun untuk meningkatkan likuiditas pasar kredit untuk menolong perusahaan yang terimbas makin masifnya penyebaran COVID19.
Alami Rebound Apakah Jadi Tanda Krisis IHSG Selesai ?
Walaupun pada hari Jumat index terlihat mulai menarik dengan reject support 4033-4000 dan membentuk support baru 3918, namun hari ini cerita mungkin lain. Pembukaan market regional mulai ditandai dengan koreksi tajam saat index Korea dan Australia terpangkas lebih dari -5%. Ini sedikit banyak akan mendiskon optimisme pelaku pasar hari ini. Saham saham unggulan seperti GGRM HMSP INDF INDY INTP TLKM UNTR PTBA SMGR TPIA CLEO dan EXCL yang pada hari Jumat rebound masih bisa diperhatikan gerakannya. Mungkin masih ada peluang untuk lakukan profit taking saat membeli di harga low kemarin.
Secara teknikal indikator cepat Stoch dan MACD memang sudah ada tanda positif, namun apakah signal ini bisa berlanjut positif harus dibuktikan kembali hari ini. Tugas pertama dari IHSG adalah harus bisa tutup diatas level 4329 sehingga pola reboundnya sempurna. Setelah itu mengejar target 4605-4817. Bila gagal maka dan index kembali melorot dibawah 3918 maka ini adalah bull trap dari downtrendnya IHSG sekarang. Selesai atau belumnya krisis IHSG baru akan terlihat nyata di pekan ini. Karena candle penutupan kemarin cuma sisakan 1 harapan : sudah ada support baru di 3918.
Support dan Resisten untuk hari ini : 3918 – 4329
Tone dan Manner IHSG : Pekan Ini Jadi Penentuan Krisis IHSG Selesai Atau Berlanjut. New Support 3918
Potensi Pergerakan : 3918 – 4329
******
Banyak yang sedang alami kondisi dilematis. Cut loss rugi banyak. Makin dipegang nilainya makin turun. Mau beli di harga sekarang takut masih turun dan bisa dapat harga diskon lebih banyak.
Ini ada tips dari Bro Jack Chief Analyst TETRA SAHAM tentang cara dan moment terbaik utuk lakukan averaging down saat market terkoreksi.
Simak videonya
*******
IHSG Roll Back Dekati Bottom Saat Krisis 2015. Ditahan atau Ditembus ?
Sejarah terulang kembali. Index alami halt perdagangan selama 30 menit setelah sentuh level penurunan -5% dalam sehari. Namun setelah sesi perdagangan berlanjut index kembali turun dan stagnan hingga penutupan.IHSG mulai roll back ke harga tahun 2015 saat krisis terjadi. Ditahan atau ditembus ?
Dengan penurunan -225 point kemarin, IHSG break down support 4330 dan ditutup di level 4105. Ada 378 saham yang alami penurunan dan hanya 46 naik. Artinya rasio saham naik dan turun 1 berbanding 8. Menjadi salah satu kondisi yang terburuk apalagi saat value transaksi hanya 5,17 trilyun rupiah. Kebijakan ARB maksimal -7% telah menyelamatkan IHSG dari penjualan besar besaran kemarin, karena beberapa saham yang sudah mentok cenderung minim transaksi.
Sejarah Top 5 Market Mover IHSG Sentuh Batas Bawah
Sektor MISC-IND dan CONSUMER menjadi dua yang paling tajam penurunannya : -6.07% dan – 5.95%. Saham saham unggulan berkapitalisasi besar yang menjadi penggerak IHSG tak luput dari batas ARB. Bahkan Top 5 market mover pun cetak rekor bersamaan ARB : BBCA BBRI BMRI TLKM dan UNVR. Sesuatu yang amat jarang terjadi kecuali di era krisis. Tak heran hal ini membuat index saham likuid LQ45 turun lebih jauh dari composite hingga capai 6.63%.
Dalam kondisi perdagangan yang sepi tak surutkan minat asing untuk lakukan aksi jual. Angkanya pun mendekati 3x hari Rabu dan capai -604 milyar di pasar regular. Tak perlu heran bila BBCA sampai mentok di harga bid terendahnya karena asing membuang saham ini hingga -507 milyar. Disusul oleh BBRI -90 milyar, TLKM -73 milyar dan BMRI -34 milyar, ketiganya juga mentok di lowest bid pricenya. Asing hanya catatkan inflow di saham MDKA +95 milyar, MYOR +23 milyar dan UNTR +17 milyar namun tidak membuat harga sahamnya bergerak naik.
Rupiah Melemah dan Resiko Makin Meningkat
Kondisi global yang tidak menentu membuat safe haven currency USD menguat terhadap semua mata uang dunia. Bahkan Dollar Index sudah di level 102.940 naik +1.76%. Tak heran kalau USD terhadap rupiah di beberapa money changer dan e-banking sudah dipatok di level 16000 – 16200. Ini menjadi beban tambahan buat emiten yang terpapar dengan biaya dan utang valas. Selain itu BI yang pangkas suku bunga acuan 25 bps ke level 4,5% tidak mampu memberikan stimulus tambahan buat market, bahkan justru menekan nilai tukar. Angka resiko juga meningkat tajam terlihat dari naiknya Credit Default Swap (CDS) level 58 ke 268.
Stimulus dan Reboundnya Minyak Buat Bursa Positif
Dari market global : bursa di Eropa menanjak setelah ECB kucurkan dana masif pembelian surat utang untuk support likuiditas. Hal ini bantu pangkas bunga pinjaman Italy yang paling menderita karena COVID dari 2.5% menjadi 1.54%. Selain itu index STOXX 600 naik dekati +3% dan tutup di level 287.80.
Naiknya saham saham teknologi dan energi membuat DOW dan NASDAQ bisa bertahan di level hijau. DOW naik +188 point dan NASDAQ terapresiasi +2.3%. Ini membuat DJIA rebound dari level terendah selama 3 tahun untuk sementara waktu. Saham FB naik +4.2%, Netflix +5.3% dan Amazon juga tumbuh +2.8%. Naiknya harga minyak +23% atau USD 4.85 ke level USD 25.22 per barrel membuat harga produsen minyak US seperti Apache dan Diamondback Energy naik lebih dari +11%. Namun perlu dicatat bahwa dalam perdagangan after hour, future dari DOW terpangkas -367 point yang menjadi potensi koreksi untuk pembukaan malam nanti.
IHSG Roll Back ke Bottom 2015 : Klimak atau Anti Klimak ?
Hari ini akan jadi hari penentuan untuk IHSG. Apakah roll back dari index ke level harga yang sama saat bottom krisis 2015 akan ditahan atau ditembus. Sebagai catatan tahun 1 Oktober 2015 IHSG mencapai titik terendah intraday di level 4033.59. Pasca level tersebut index terus rally hingga terhenti di level 6693. Penguatan IHSG lebih dari 2660 point membawa index tumbuh 65.95% dari Oktober 2015 sampai Februari 2018. Namun pasca Februari hingga 27 Feb 2020 index alami sideways dan terkonfirmasi downtrend saat terjadi koreksi masif hingga sekarang.
Level 4033 akan teruji hari ini apakah akan menjadi terminal penentuan atau IHSG akan roll back kembali ke harga tahun 2013 saat sentuh support 3841. Belum adanya signal positif dari indikator cepat tandakan potensi support 4033 akan disentuh apalagi sekarang hanya berjarak 72 point dari level penutupan sore kemarin. Artinya dengan penurunan -1.8% support akan dengan mudah disentuh.
Support dan Resisten untuk hari ini : 3940 – 4260
Tone dan Manner IHSG : Index Roll Back Dekati Support Saat Krisis 2015. Ditahan atau Ditembus ?
Potensi Pergerakan : 3940 – 4260
******
Salah satu cara terbaik untuk mendapatkan harga ideal adalah membeli saham saat hendak naik. Caranya gimana ? Idealnya adalah saat saham sudah membentuk bottom.
Kapan ? Kondisi sekarang ini adalah kondisi yang mendekati ideal dengan catatan IHSG membentuk bottomnya sebagai akhir penurunan https://sahamology.id/beli-saham-ketika-harga-mau-naik/
*******
Menanti Bottom IHSG. Terhenti di 4330 atau Berlanjut ke 4030 ?
IHSG kembali terkoreksi dan membentuk new low. Area support 4408 pun sudah dibreak. Kini kita sama sama menanti kapan dan dimanakah bottom IHSG yang solid terbentuk ? Apakah level pertahanan psikologis 4000 akan dibreak atau tertahan di kisarannya. Semua masih belum pasti namun ada baiknya di antsipasi
Indeks bursa kemarin terpangkas lagi -2.82% atau terkoreksi -126 point setelah 319 saham serempak turun dalam satu hari. Walaupun sempat memantul dari level intraday terendah 4284 kondisi penurunan kemarin telah bawa IHSG break support 4408 nya. Semua sektor alami tekanan dengan sektor INFRA dan CONSUMER menjadi yang paling terkoreksi -3.84% dan -3.76%.
Bertumbangannya saham saham unggulan hingga dekati ambang batas bawah -7% jelas membuat parno sebagian orang. Bayangkan UNVR sudah tiga hari ARB. Kemarin pun BMRI BBNI dan CPIN turun di level terendah -7%. Ini tandakan masih rentannya psikologi pasar menghadapi kekhawatiran dampak terburuk dari COVID19. Dari 10 saham top mover IHSG semuanya tertekan mulai dari BBCA hingga CPIN. Dari juara perbankan sampai leader auto industri. Heavy weight nya telekomunikasi sampai jagoan kebul rokok. Tak ada satupun yang bisa mengelak dari tajamnya sabetan virus corona.
Tekanan Jual Asing Berkurang, Lower Shadow Jadi Tanda Bottom IHSG ?
Ada dua good things yang terjadi kemarin : tekanan jual asing tidak sederas hari Selasa. Walaupun kemarin lakukan outflow tapi besarannya hanya 50% hari sebelumnya. Net sell hanya sebesar -262 milyar. Hal ini karena aksi jual asing di saham saham perbankan mulai terbatas -170 milyar saja. Walaupun terjadi outflow -140 milyar dan -83 milyar di saham BMRI dan BBNI namun ada aksi beli di saham BBCA senilai +78 milyar. Too bad hal yang sama tidak terjadi di saham BBRI. Saham bank BUMN retail ini sempat kebanjiran inflow di sesi pertama perdagangan dan capai level harga 3440, sebelum akhirnya asing keluar di sesi 2 dan tekan harganya turun -120 dan tutup di 3140.
Hal yang kedua adalah bentukan lower shadow yang mulai tandakan ada kekuatan beli. Setelah 2 hari turun sempurna dan membentuk perfect black candle, IHSG kemarin sisakan buntut yang merupakan pantulan di area support 4330. Angka ini sama dengan angka penutupan IHSG kemarin. Apakah ini berarti untuk sementara index tertahan di level ini dan 4284 adalan support barunya ? Ini masih harus kembali di uji hari ini.
Red is the New Normal. Minyak Turun dibawah level USD 25 per barrel
Market global pun masih dalam tekanan yang kuat. Wall Street naik turun bergantian terjadi sentimen berita yang muncul. DOW semalam terpangkas (lagi) -1338 point. S&P 500 juga alami nasib yang sama -5.18% dan NASDAQ terkoreksi -4.70%. Walaupun 3 index utama terkoreksi namun indikator volatilitas VIX hanya naik tipis +0.71% ke 76.45 dan belum sampai sentuh kembali level tertingginya di 82. Ini artinya market sudah melihat kondisi ini sebagai ‘new normal’.Turunnya harga minyak di bawah level USD 25 per barrel serta meningkatkan yield treasury membuat market worry bahwa resesi bukan menjadi isapan jempol belaka. Tingginya yield surat utang akan menambah masalah baru mahalnya pembiayaan di tengah krisis yang terjadi. Saat Fed Rate justru dekati 0%, yield malah lompat menjadi +1.21% untuk 10 tahun dimana sebelumnya hanya bergerak di level 0.77%.
Harga minyak acuan WTI turun -24% ke level USD 20.3 per barrel menjadi yang terendah sejak tahun 2002. Sedangkan acuan Brent juga turun -14% ke level USD 24.67 terendah sejak 2003. Tingginya surplus dan rendahnya demand akan menjadi issue yang besar. Bisa bawa harga minyak ke belasan dollar per barrel dalam waktu dekat. Logam safe haven seperti emas pun tak luput dari tekanan. Investor saat ini prefer cash sehingga emas turun di bawah level USD 1500 per ounce. Harga spot emas di perdagangan semalam turun -2.8% ke level USD 1485. Ini membuat harga emas sudah turun lebih dari 12% dari level tertingginya USD 1700 tahun ini.
ECB Luncurkan Stimulus Jumbo Ikuti The FED
Setelah Amerika sahkan stimulus baik oleh Dep Keuangan dan The FED kini giliran ECB (Euro Central Bank) kucurkan dana jumbo USD 819 milyar atau EUR 750 milyar. Dana ini akan dipakai untuk melakukan pembelian surat berharga hingga akhir tahun 2020 termasuk pembelian surat utang negara. Harapannya adalah agar likuiditas tetap terjaga khususnya di sektor kredit. Program yang dinamakan Pandemic Emergency Purchase Programme di harapkan bisa mengurangi efek dari tekanan COVID yang sekarang membuat Eropa sebagai epincenter nya.
Kucuran stimulus ini sedikit banyak telah membuat market hari ini lebih stabil. Pasar Australia dibuka menguat +2% di awal pembukaan. Sedangkan DOW FUT juga mulai rebound +500 point yang tandakan potensi DOW malam ini dibuka positif.
Bisakah Sentimen ECB Bawa IHSG Rebound Saat Indikator Cepat Masih Negatif ?
Tertahannya IHSG di support 4330 dan bentuk lower wick menjadi harapan trader hari ini akan terjadi rebound mini. Inikah bottom IHSG sementara waktu? Walaupun belum ada aksi konkret dari pemerintah dan masih bertambahnya korban baru membuat market akan wait and see. Jumlah meninggal sudah capai 19 orang dan membuat mortality rate di Indonesia 2x dari global. Masih ramainya kegiatan pengumpulan massa di Sulawesi Selatan dan NTT terkait aktivitas keagamaan dapat menyebarkan pandemik ini lebih luas di luar Jabodetabek.
Rendahnya aksi jual asing diharapkan bisa jadi katalis bahwa net sell jor joran sementara waktu mereda. Hari ini index akan menguji kembali apakah support 4330 cukup kuat sehingga index temporarily tidak mengarah ke level 4030-4000. Walaupun ada potensi memantul karena sentimen global ECB namun secara teknikal 2 indikator cepat : Stoch dan MACD belum positif.
Support 4030 Resisten 4552
Tone dan Manner IHSG : Bersama Menanti Bottom IHSG. Sementara Terhenti di 4330 atau Berlanjut ke 4030
Potensi Pergerakan : 4033 – 4600
******
Banyak trader dan investor yang sering pusing menyikapi data yang beredar. Walaupun fokus gunakan Analisis Teknikal maupun Fundamental namun sering tergoda tambahkan variable lain sebagai sentimen.
Bagaimana menggunakan market variable yang optimal . Jangan terlalu banyak pakai parameter buat dianalisis apakah akan punya direct impact ke pergerakan harganya
Nanti puyeng sendiri kalau semua mau dipakai : DOW, EIDO, Commodities, Futures dll https://sahamology.id/trading-saham-dengan-market-variabel-yang-optimal/
*******
Anjlok Lagi Nyaris -5%, Haruskah Bursa Saham Tutup Beberapa Hari ?
Tekanan kepada bursa belum reda. Kemarin IHSG kembali terperosok dekati level batas bawah -5%. Inikah saatnya bursa melakukan tutup market untuk beberapa hari ? Atau investor yang untuk sementara waktu melakukan “market distancing” alias tidak membuka dulu aplikasi transaksi sahamnya ?
Ada 357 saham yang turun kemarin. Sedangkan yang naik hanya 67 emiten itupun saham saham lapis kedua dan ketiga yang relatif tidak punya bobot terhadap IHSG. Belum redanya tekanan jual ini membuat index terpangkas -233 point ke level 4456 dan bentuk lower low. Padahal banyak yang berharap level 4639 sudah menjadi bottom buat index namun takdir berkata lain. Semua sektor melemah dengan sektor sektor dominan turun diatas -5.5%. BASIC-IND dan INFRA menjadi yang paling terjun -5.90% dan -5.87%.
Blue Chip Turun Rasa Gorengan
Saham saham penggerak market dalam Top 10 Mover menjadi penyebab utama koreksi. Melihat 5 saham unggulan BBCA BBRI TLKM BMRI dan UNVR turun mendekati level ARB -7% menjadi sebuah hal yang jarang ditemui dalam 5 tahun terakhir. Bahkan dibeberapa pelaku pasar ada statement inilah saatnya “Blue Chip Turun Rasa Gorengan” Beberapa saham bahkan telah rollback ke harga tahun 2015-2016 saat krisis interim terjadi. Ambil contoh TLKM, di level harga 2940 setara dengan harga bulan Desember 2015. ASII di harga 4270 bahkan roll back ke harga bulan Mei 2010. Masih banyak saham saham unggulan yang turun sangat jauh.
Saham rokok HMSP yang kemarin tutup 1310 harganya kembali ke level harga bulan November 2011. Gudang Garam (GGRM) yang tutup 36450 harganya sama dengan harga bulan Novermber 2013. Rollback nya harga harga saham blue chip ini membuat IHSG telah turun -29.25% selama tahun 2020 dan telah memasuki fase pasar BEAR.
Asing Buang Saham Bank, Bikin IHSG Nyungsep
Kemarin juga menjadi babak yang cukup dramatis saat bursa kehilangan lebih dari -1 trilyun dana asing. Total outflow dari pasar regular yang dilakukan asing mencapai -804 milyar yang didominasi oleh sektor FINANCE.
Total dana asing yang cabut dari industri perbankan dan finasial mencapai -846 milyar. Dimana 4 saham unggulan alami outflow diatas -130 milyar setiap sahamnya. BBCA -215 milyar, BMRI -175 milyar, BBRI -144 milyar dan BBNI 137 milyar. Keluarnya asing secara besar besaran dari saham perbankan telah membuat saham saham ini terkoreksi dekati level bawah -7% di perdagangan kemarin.
Volatilitas Market : Ada Stimulus Naik, Ada Bad News Turun
Market global pun masih berfluktuasi. Berita buruk bawa market turun. Berita baik bawa market naik. Bergantian. Komitmen pemimpin-pemimpin pemerintahan di Eurozone untuk memberikan stimulus bawa index STOXX600 naik +2.2%. Masih ada kabar buruk seperti tingginya penyebaran di Italia dan Spanyol serta semakin naiknya penderita di Perancis dan Jerman. Hal ini putuskan EU untuk sementara membatasi gerakan orang dari luar EU Zone selama 30 hari untuk masuk ke benua biru. Hal yang juga telah dilakukan oleh Canada.
Selain lakukan restriction dan lockdown, pemerintah di Europe juga tebar banyak stimulus untuk hambat masalah. Perancis akan gelontorkan USD 50 milyar stimulus dan bantuan untuk UMKM dan karyawan yang terimbas COVID19. Bahkan Spanyo mulai menasionalisasi rumah sakit untuk mempercepat pemberian bantuan kesehatan.
Wall Street Masih Volatile Tunggu Putusan Congress
Wall Street naik tajam lebih dari 1000 point setelah alami turbulensi. DOW naik +5.20%, S&P 500 naik +43 point dan NASDAQ loncat +6.23% pada harapan akan ada stimulus dari White House. Kementrian Keuangan sekarang mengajukan dana stimulus USD 1 triliun sebagai relief package termasuk pemberian bantuan tunai kepada masyarakat. Stimulus lain termasuk penundaan pajak hingga 90 hari sampai 10 juta dollar untuk perusahaan dan 1 juta dollar untuk individu. Namun hal ini masih perlu mendapatkan persetujuan Congress. Sehingga after market DOW Future turun -400 point yang merupakan tanda market malam ini akan terkoreksi kembali dari reboundnya bila stimulus ini tidak segera diundangkan.
Hal yang akan menjadi kekhawatiran tambahan di market adalah potensi harga minyak turun dibawah level USD 20 per barrel. Dengan kondisi melemahnya demand serta potensi perang harga antara Rusia dan Saudi membuat minyak terpangkas -6% dan turun di bawah level USD 27 per barrel. Turunnya harga dan minimnya demand akan berpengaruh kepada industri minyak yang sangat besar beban utangnya. Ini akan menjadi beban tambahan untuk resesi khususnya di Amerika.
Perlukah Bursa Tutup Sementara ?
Telah turun lebih dari -29% dan sudah lampaui level krisis 2015 membuat banyak investor khawatir akan terus meluruhnya nilai saham. Kebijakan ARB dan circuit breaker dinyatakan belum cukup masif meredam psikologi investor yang terkoyak. Apakah index harus terus meluruh additional 25% – 30% lagi sehingga samai krisis 2008
Banyak yang berharap otoritas melakukan hal paling ekstrem : tutup perdagangan bursa selama beberapa hari. Pemerintah Filipina sudah lakukan ini sejak kemarin. Bahkan dalam sejarah pun IDX dan Bapepam pernah tutup bursa selama 3 hari saat krisis 2008. Apalagi saat ini IHSG masih sisakan 3 support sebelum betul betul terjun bebas dibawah level 4000.
Setelah kemarin break low 4639, IHSG saat ini menyisakan 3 support horizontal : 4408 – 4330 -4033. Melihat masih volatile nya market dan belum adanya aksi riil pemerintah terkait containment dari COVID19 ada potensi level level ini akan teruji. The baddest of the bad belum muncul di berita media. Berbeda dengan Amerika yang sudah mencapai level peak volatilitasnya +82 saat The FED pangkas bunga dan lakukan QE 700 milyar USD.
Support dan Resisten untuk hari ini 4033 – 4600
Tone dan Manner IHSG : Anjlok Lagi Nyaris -5%, Haruskah Perdagangan Bursa Stop Beberapa Hari ?
Potensi Pergerakan : 4033 – 4600
******
Tahun 2015 Index terkoreksi -25%, saat krisis 2008 IHSG terpangkas 61%. Pantau 3 saham ini yang akan menjadi penggerak market bila krisis mulai memantul. Ada 2 skenario yang bisa dipakai : Worst dan Good Scenario
Siap siap tangkap peluang dari BBCA BBRI dan BMRI saat krisis berakhir https://sahamology.id/pantau-skenario-3-saham-ini-untuk-jadi-kaya-pasca-krisis-usai/
*******
Untuk memberikan kemudahan pembelajaran kepada semua investor dan trader saham. Dalam moment market bearish dan imbauan utk tetap di rumah selama penyebaran COVID19, kami akan berikan program baru.
Semua paket pembelajaran online Sahamology kami berikan diskon 50%.
Harga lama utk buku dan video tutorial yang awalnya 499,000 kami turunkan menjadi 249,000
Dapatkan melalui Offical Store kami di Tokopedia http://tokopedia.com/bukusaham
*******
DOW Capai Last Blow Out Semalam? IHSG Uji Lower Low Hari Ini
Dinamika penurunan IHSG masih terus berlanjut. Walaupun kemarin di hantam koreksi -4.41% namun level low 4639 nya masih bertahan. Sanggupkah IHSG tidak bentuk lower low hari ini ?
Perdagangan kemarin jelas menjadi hari yang tidak dapat dilupakan. Hampir 5x lipat jumlah saham yang turun dibandingkan yang naik : 351 emiten berbanding 69 emiten. Semua sektor kembali terkoreksi dengan INFRASTRUCTRE dan CONSUMER menjadi leadernya. Anjlok -5.97% dan -5.67%. Tidak ada sektor yang turun kurang dari -2.7%. Bahkan index LQ45 sebagai barometer saham likuid turun lebih dalam lagi -5.82%, belum lagi JII sebagai barometer saham syariah anjlok -6.04%. Namun yang paling terpukul adalah saham BUMN dalam IDXBUMN20 dan IDXV30 yang anjlok paling dalam -6.50% dan -6.67%. Khusus untuk IDXV30 nanti akan ada pembahasan lain. Kenapa saham yang sudah undervalue malah turun lebih dalam.
Asing Switch Dari FINANCE INFRA ke Sektor Lain
Yang menarik walaupun index kemarin terpangkas dalam terjadi transaksi asing yang cukup tinggi di emiten DMND (Diamond Food) sebanyak 708 milyar di harga rataan 965 per lembarnya. Saham ini ditutup di level 955 tidak jauh dari hargaa transaksinya. Selain itu asing masih terus keluar dari sektor FINANCE dan INFRASTRUCTURE dengan value mencapai -549 milyar dan -141 milyar. Dengan BBRI TLKM BMRI BBCA dan BBNI menjadi yang paling banyak dilepas dengan rentang outflow -88 milyar sampai -225 milyar.
Namun asing catatkan inflow dari sektor MINING, MISC-IND, BASIC-IND dan TRADE. MINING dapat kucuran +140 milyar dan BASIC-IND kebagian +58 milyar. Saham yang menjadi incaran beli asing kemarin antara lain : MDKA, ASII, INKP, AKRA, BRPT, KLBF dan GGRM. Inflow ini terjadi baik dari pasar regular maupun dari pasar negosiasi.
DOW Koreksi 3000 Point. Inikah Last Blow Out ?
Wall Street alami hari terburuknya sejak krisis BLACK MONDAY 1987. DOW terkoreksi nyaris -3000 point dalam semalam. Dua index utama lainnya juga alami hal yang sama : S&P 500 terpangkas -11.98% dan NASDAQ amblas -12.32%. Bahkan VIX sebagai acuan volatilitas capai level 82.69 naik +42.99% . Level ini bahkan lebih tinggi dari level saat krisis 2008 dan 2015.
Bila ini menjadi semacam indikator bahwa market sudah mencapai titik volatilitas tertingginya maka index akan berangsur stabil. Tidak ada lonjakan naik turun bergantian dalam nilai drastis. Namun trend masih tetap turun sampai ketemu dengan ‘real bottom’

Pernyataan Trump bahwa kasus COVID19 akan berlanjut sampai Agustus 2020 menjadi semacam pengakuan “recession is coming”. Ini lah berita terburuknya. Market merespond dengan last blow out turun mencapai -3000 point. Artinya pemerintah meyakini dalam 2 quarter akan terjadi pelambatan ekonomi yang pasti sehingga resesi menjadi suatu yang hampir nyata.
Semoga kondisi ini akan membuat market menjadi lebih stabil, less volatile dan bergerak regular.
Index Akan Uji Kekuatan Support 4639 Apakah Terbentuk Lower Low
Hari ini index diproyeksikan akan menguji level support 4639 kembali apakah menjadi level bottom yang kuat atau bentuk lower low. Market akan nervous melihat pergerakan DOW semalam, namun akan melihat harapan juga setelah tahu ASX sebagai bursa pertama di Asia Pacific justu alami rebound lebih dari +1%. Apalagi ditopang adanya data after market Future yang mulai mengarah positif.
Support dan resisten hari ini 4530 – 5000
Pesan cuma satu : Jalankan strategi 2C : Cuci Tangan yang sering. Cari Duit yang rajin. Saat market membaik ada dana dan kita masih selamat
Tone dan Manner IHSG : Apakah Semalam Jadi Last Blow Out DOW ? IHSG Uji Lower Low 4639
Potensi Pergerakan : 4639 -5024
******
Banyak yang kebingungan saat porto trading berubah menjadi porto invest. Mungkin moment ini bisa jadi kesempatan untuk mereview kembali strategi trading dan investasinya. https://sahamology.id/ketika-trading-berbeda-dengan-investasi/
*******
Untuk memberikan kemudahan pembelajaran kepada semua investor dan trader saham. Dalam moment market bearish dan imbauan utk tetap di rumah selama penyebaran COVID19, kami akan berikan program baru.
Semua paket pembelajaran online Sahamology kami berikan diskon 50%.
Harga lama utk buku dan video tutorial yang awalnya 499,000 kami turunkan menjadi 249,000
Dapatkan melalui Offical Store kami di Tokopedia http://tokopedia.com/bukusaham
*******
Apakah Market Lokal (dan Global) Sudah Capai Bottom di hari Jumat ?
Turun lebih dari -10% sepanjang sepekan index akhirnya alami kenaikan tipis pada perdagangan hari Jumat lalu. Pertanyaan baru muncul di kalangan pelaku pasar apakah market sudah mencapai bottom 4639 dan ini adalah tanda akan terjadi reversal ?
Index yang bergerak liar pada hari Jumat ditutup di zona hijau. Market sempat sentuh batas bawah -5% sebelum alami halt selama 30 menit. Namun setelah jeda makan siang index melakukan rebound seiring dengan perbaikan sentimen global dimana pasar Wall Street dibuka positif. Beberapa saham pun mulai tunjukkan taji dan menguat terbatas namun sudah menolak turun lebih dalam. Indexpun ditutup naik tipis +11 point atau +0.24% ke level 4907.
Ada 132 saham yang naik dan 282 saham yang masih turun tandakan market masih mixed sikapi perkembangan yang terjadi. 5 sektor melemah dan 4 sektor menguat dengan IFRA dan FINANCE menjadi motor memantulnya IHSG. Namun disisi lain BASIC-IND masih tertekan hingga -3.44% bersama dengan AGRI -2.08%. Naiknya 6 saham market mover seperti BBRI UNVR TLKM IBCP dan BBNI mampu redam penurunan dari TPIS HMSP dan BMRI sehingga bawa Compositie tutup hijau.
Investor Asing Manfaatkan Rebound Untuk Cetak Net Sell -581 Milyar
Namun seperti biasa saat index alami rebound justru menjadi moment bagi investor asing buat check out. Saat sektor FINANCE naik +1.0% justru terjadi outflow -351 milyar. Begitu juga pada sektor CONSUMER dan INFRA. Naik +0.7% net sell -194 milyar dan tumbuh +1.4% outflow -16 milyar. Selain ROTI yang alami net sell -149 milyar, 4 saham perbankan besar juga jadi sasaran outflow. BBRI -147 milyar, BMRI -116 milyar, BBCA -71 milyar dan BBNI -45 milyar. Aksi beli terbatas di pasar regular hanya terjadi di saham seperti MDKA UNVR SMGR AKRA itupun dengan jumlah bervariasi antara +12 milyar hingga +20 milyar.
Masih tingginya aksi jual asing tandakan mereka masih ekstra hati hati sikapi perkembangan market. Mungkin secara jangka panjang masih akan terus ikuti protokol investasi dari kantor pusatnya. Namun secara peluang jangka pendek bisa lakukan beberapa aksi beli dan jual untuk jaga portofolio tetap positif di market yang bearish. Apalagi aksi beberapa BUMN yang lakukan buyback hingga bulan Juni 2020 menjadi peluang untuk bisa rearrange porto saat market mulai membaik. Tujuannya untuk restart kembali investasi seperti di 2008-2009.
Stimulus dan Pemangkasan Bunga Jadi Andalan Amerika Hadang Krisis
Amerika secara resmi nyatakan Darurat Nasional. Paket relief USD 50 billion sudah disahkan secara bipartisan oleh Congress dan White House. Sikapi hal ini market pun melonjak naik di perdagangan hari Jumat. 3 index utama Wall Street naik lebih dari +9%. DOW meroket +1985 point, S&P yang kembali ke level 2700 naik +9.29% dan NASDAQ tumbuh +673 point di saat yang sama. Volatility index pun terpangkas -23% menjadi 57.83 tandakan market mulai merespond positif stimulus yang diberikan.
The FED dalam pengumuman mendadak memangkas suku bunga acuan 100 bps atau 1%. Hal ini membuat target rate saat ini 0% -0.25%. Selain itu The FED juga memangkas bunga pinjaman darurat bank 125 bs menjadi 0.25% dan ulur tenornya menjadi 90 hari. Namun the FED tidak membawa rate ke zona negatif seperti yang sering dilakukan oleh otoritas bank sentral di Jepang ataupun Europe. Sebagai gantinya The FED luncurkan program pembelian obligasi yang sering disebut sebagai QE/Quantitative Easing sebesar USD 700 milyar. Namun pembelian assets ini hanya dibatasi pada pembelian surat utang negara (treasury) dan surat berharga yang dibackup oleh aset KPR saja. QE program tidak akan melakuan pembelian pada obligasi perusahaan dan saham di Wall Street. Karena 2 hal ini harus ada persetujuan dari Congress.
Kasus COVID Masih Meledak Secara Global
Belum redanya kasus COVID19 secara global membuat market masih maju mundur. Saat ini baru impact kematian saja yang dirasakan selain terhambatnya pergerakan manusia di dunia. Banyak negara yang mulai melakukan lockdown dan kurangi influx warga negara lain. Yang terbaru Singapore membatasi WNI yang travel sementara di negara pulau tersebut. WNI harus mendapatkan ijin terlebih dahulu dan kemudian melakukan isolasi selama 14 hari di hotel ataupun rumah tujuan.
Jumlah kasus juga sudah melampaui 169ribu dengan jumlah kasus di luar China sudah lampaui negara asalnya. Italy saat ini menjadi episentrum dengan jumlah kasus aktif 2x China dan jumlah korban meninggal 2/3 dari China. Di Indonesia sendiri ada 117 kasus positif dimana 5 telah meninggal dan 8 orang telah sembuh. Pertumbuhan kasus yang pesat di Italy dan Spanyol makin membuat European Zone undersiege. Spanyol mulai melakukan lockdown. Jerman mulai batasi ruang gerak di perbatasan. Sekolah sekolah mulai di liburkan hampir di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Masih belum redanya penyebaran COVID19 ini menyisakan pertanyaan : “Inikah awal dari Resesi Ekonomi Global yang lebih buruk dari krisis finansial 2008 ?”
Apakah Market Sudah Mencapai Bottom ?
Banyak yang berharap bahwa market sudah mencapai bottom di hari Jumat. Support 4639 terbentuk. Namun melihat perkembangan terbaru termasuk pemangkasan suku bunga the FED dan masih parahnya tingkat infeksi di Eropa membuat sedikit pesimistis. Walaupun indikator stochastic ada tanda bull taking over namun MACD histogram tetap negatif. Ini tandakan masih mixednya sentimen pelaku pasar.
Masih adanya debat soal lockdown dan pembatasan gerak manusia dalam periode darurat ini membuat opini masyarakat terpecah. Ada yang khawatir bila lockdown dilakukan di Indonesia akan perparah ekonomi, namun bila tidak dilakukan sistem kesehatan termasuk ketersediaan fasilitas rumah sakit tidak akan mampu tampung para korban.
Bentukan candle pin head dengan long shadow sebenarnya dalam kondisi normal bisa menjadi tanda rebound hingga reversal. Namun hal ini perlu dikonfirmasi dalam sepekan apakah index akan membentuk new low atau new high dari candle hari Jumat lalu. Selain itu bila stoch kembali memantul dari area 20 maka potensi 4639nya bisa dibreak pekan ini.
Index mungkin diawal akan terjadi overpsikologi terkena sentimen penutupan Wall Street namun akan melandai setelah reality check bahwa kasus di Indonesia masih terus melebar dan punya impact pada ekonomi jangka menengah. Selain itu memantau perkembang dari pembukaan Wall Street malam ini dari DOW FUTURE Index.
Support dan Resisten untuk hari ini 4639 – 5024.
Tone dan Manner IHSG : Apakah Market Lokal (dan Global) Sudah Capai Bottom di Hari Jumat ?
Potensi Pergerakan : 4639 -5024
******
Mau tahu tanda tanda krisis sudah mulai berakhir dan market potensi untuk berbalik arah ? Cek di artikel ini https://sahamology.id/psikologi-pasar-ketika-market-bottom/
*******
Untuk memberikan kemudahan pembelajaran kepada semua investor dan trader saham. Dalam moment market bearish dan imbauan utk tetap di rumah selama penyebaran COVID19, kami akan berikan program baru.
Semua paket pembelajaran online Sahamology kami berikan diskon 50%.
Harga lama utk buku dan video tutorial yang awalnya 499,000 kami turunkan menjadi 249,000
Dapatkan melalui Offical Store kami di Tokopedia http://tokopedia.com/bukusaham
*******
Alarm Bahaya Berbunyi, Market Global Resmi Akhiri Rally Panjang
Alarm bahaya bursa sudah berbunyi. Tidak hanya di Bursa Efek Indonesia tetapi juga di Wall Street. Market alami halting setelah penurunan lampaui batas yang ditetapkan oleh otoritas bursa. Market di USA alami halting saat pembukaan sedangkan IDX halting 30 menit jelang penutupan setelah capai batas bawah -5%.
Jadi Bagian Sejarah 2020 : Alarm Bahaya Trading Halt
Kenyataan buruk harus dihadapi oleh para pelaku pasar kemarin. Peluruhan market tidak bisa dihindari akibat semakin mewabahnya COVID19. Banyak yang belum pernah merasakan krisis dan suspensi market akhirnya bisa menjadi saksi sejarah. IHSG turun -5,01% dan jatuh dibawah angka psikologi 5000. Level penutupan 4895 menjadi yang terendah sepanjang 3 tahun terakhir dan lebih rendah dari lowest tahun 2017.
Hampir 400 saham di bursa turun, 80 tidak alami perubahan dan sisakan 39 saham naik. Semua sektor meradang dengan BASIC-IND menjadi yang paling tertekan -8.47%, sektor nlain turun bervariasi minimal -3,11%. Saham LQ45 turun lebih dalam lagi -6.11% sedangkan JII -5.41%. Yang paling parah adalah saham saham BUMN di IDXHIDIV20 terpangkas -7,20% padahal sudah siapkan rencana buyback. Namun yang paling menarik adalah saham yang dianggap miliki valuasi murah dalam IDXV30 justru turun paling dalam hingga -9.57%. (Note : nanti akan ada artikel khusus tentang potensi saham ini)
Market Resmi Akhiri Rally Panjang dan Masuk Fase BEAR
Resmi sudah Wall Street alami bear market setelah semalam S&P dan NASDAQ join DOW turun lebih dari -20% level tertingginya. Kebijakan Trump yang suspensi penerbangan ke area Europe selama 30 hari menjadi pukulan telak bagi market. Alih alih bisa menenangkan market malah membuat market berdarah. DOW semalam turun sempurna -9.99% ke level 21200 sedangkan S&P500 daan NASDAQ turun -9.51% dan -9.43%. VIX sebagai indikator volatilitas naik lebih dari +40% ke 75.47 tandakan semuanya belum selesai dan akan berakhir. Ini menjadi level penurunan harian yang dramatis sejak krisis market 1987 saat DOW turun -22%.
Secara teknikal kondisi turunnya DOW S&P dan NASDAQ ke level -20% dari level tertingginya menjadi peresmian bahwa BULL MARKET sejak tahun 2009 telah selesai. Index baru saja akan memulai masa masa peluruhan sebelum akhirnya memantul dan rally. COVID19 yang menjadi sebuah pandemi dan membuat orang takut akan menjadi penyebab utama resesi secara global. Tahap pertama akan hantam sektor penerbangan dan pariwisata. Airlines utama turun lebih dari -21% setelah 4,8 juta seats dari 17,000 penerbangan ke Europe ditunda hingga 30 hari ke depan. Harga minyak juga turun ke level USD 31 per barrel dan masih akan terus berlanjut. Perbankan terkoreksi karena rendahnya yield treasury dan kemungkinan tingginya resiko kredit karena banyaknya lockdown. Di New York City sudah ada larangan orang berkumpul lebih dari 500 orang sehingga banyak event olahraga ditunda. Ini punya impact besar untuk ekonomi di Amerika.
Aturan ARB Disempurnakan Guna Ulur Waktu
Hari ini bursa indonesia terapkan aturan baru menyempurnakan aturan ARB yang baru saja dirilis. Bila awalnya level asimetris ARB ada di -10% dari harga pembukaan maka diturunkan menjadi -7%. Kondisi ini diharapkan bisa memperlambat penurunan harga guna beri waktu bagi sentimen global untuk recover. Tanpa adanya pembatasan ini dipastikan IHSG akan turun jauh lebih cepat melihat kondisi psikologis sekarang. Di sini admin setuju dengan kebijakan ini mengingat COVID19 adalah unknown dan uncharted. Masalahnya belum bisa diselesaikan karena belum ada satu resep penyembuh. Jadi strategi ‘ulur waktu’ penting agar bisa menjaga psikologi tidak shocked dalam sekejap.
Index hari ini diproyeksikan masih akan under psikologis dan dibuka turun karena ‘kaget’ dengan kondisi kemarin dan penutupan global. Setelah support 5000 dan 4933 jebol maka pertahanan IHSG berikutnya adalah 4690 dan 4628. Bila diasumsikan bahwa market akan ARB setelah saham saham utama capai level -7% maka IHSG hari ini bisa drop di bawah level 4550. Ini artinya support 4690-4628 most likely akan dibreak.
Tone dan Manner IHSG : Alarm Bahaya Sudah Berbunyi, Market Global Resmi Akhiri Rally Panjang
Potensi Pergerakan : 4550 – 4900
Berita berbau krisis akan menjadi santapan harian di media online. Fase market bear dan akhir dari bull akan terus menakutkan bagi pelaku pasar. Namun ingatlah saat ketakutan nanti berubah menjadi resesi maka ini jadi awal sebuah harapan.
Krisis 2008 lahirkan banyak OKB di Amerika yang tumbuh 64% dari periode 2009 – 2014. Inikah saatnya krisis 2020 lahirkan OKB Baru ? Baca artikelnya https://tetraxchange.id/krisis-bursa-akan-lahirkan-orang-kaya-baru/
Asimetris Auto Rejection Bawah (ARB) Menunda Peluruhan Harga Saham
Bursa Efek Indonesia ( BEI ) Saat ini menerapkan aturan baru tentang Auto Rejection Bawah. Di kalangan investor dan trader saham lebih banyak menyebutnya dengan istilah ARB . Buah dari aksi Panic Selling di beberapa saham pada perdagangan Senin 09 Maret 2020 tempo hari. Saat IHSG tidak berdaya turun hingga -6.57%. ARB memberikan batasan bahwa dalam 1 hari perdagangan, harga saham tidak boleh turun lebih rendah dari level maksimal yang sudah ditentukan.
Perubahan Batasan Auto Rejection Bawah (ARB) Menjadi Tidak Simetris
Akhirnya diputuskan Harga penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam Jakarta Automated Trading System Next Generation (JATS NEXT-G) adalah harga penawaran yang masih berada di dalam rentang harga tertentu.
Bila Anggota Bursa memasukkan harga diluar rentang harga tersebut maka secara otomatis akan ditolak ole sistem JATS NEXT-G (auto rejection).

Aturan ini memang tidak berumur lama karena otoritas bursa melakukan penyempurnaan tambahan dengan merubah batas bawah menjadi 7%. Klik informasinya di sini
Seperti contoh saham Binakarya Jaya Abadi Tbk. dengan kode saham BIKA ini setelah realisasi keputusan perubahan batas Auto Rejection Bawah
Ketika penutupan saham sebelumnya ditutup di harga 190 dan pada perdagangan hari berikutnya ternyata turun hingga 171 dilv batas antrian bawahnya yaitu turun -10% maka otomatis bursa menutup antrian Offer/Antrian Jual dibawahnya lagi

Tetapi perlu ditekankan bahwa pembatasan penurunan batas bawah 10% ini ditetapkan dari perhitungan harga Opening saham tersebut bukan dihitung dari harga Closing/Penutupan hari kemarin

Bila kita perhatikan saham Wijaya Karya Tbk. dengan kode saham WIKA ini setelah diberlakukan keputusan batas Auto Rejection Bawah masih bisa turun lebih dari 10% pada teransaksi tanggal 12/03/2020
Kenapa harga saham WIKA ini bisa turun hingga mencapai 14% ? hal ini bisa terjadi bila pembukaan harga Pre-opening hari berikutnya langsung membuat Gap Down . Kondisi dimana adanya tekanan jual yang lebih besar dibandingan dengan penutupan hari sebelumnya. Harga pembukaannya pada tanggal 12/03/2020 menjadi di level harga 1270 . Pada penutupan 11/03/2020 berada di harga 1400 sehingga penurunannya bisa lebih dari 10%
Aturan Penakut Kata Sebagian Orang, Padahal Justru Melindungi Investor
Mengingat penurunan bursa sedunia ini lebih disebabkan oleh adanya sentimen global impact dari Corona Virus COVID19, maka aturan ini sudah cukup baik. Faktor luar yang tidak dapat dikontrol di dalam negeri perlu upaya pelambatan gerak peluruhan. Bila saja bursa atau pemerintah RI punya kemampuan untuk menyembuhkan semua yang sakit atau memperlambat gerak virus mungkin aturan ini terkesan penakut. Tetap karena faktor ‘UNKNOWN” ini membuat aturan ini punya manfaat besar untuk pasar.
Beberapa pelaku pasar juga mencela kebijakan ini dengan frase “kenapa tidak dilakukan larangan jual dan hanya boleh beli saja di market’. Kami tidak sependapat dengan sindirian ini, karena aturan ini setidaknya memberikan ruang bagi persiapan aturan dan tindakan lain seperti buy back saham. Saat ini beberapa emiten khususnya dari BUMN telah mempersiapkan dana jumbo untuk melakukan pembelian kembali saham. Hal ini guna cegah penurunan harga secara masif dan dijadikan sebagai treasury untuk dapat dijual dikemudian hari saat market berbalik arah.
Saham Pre-Opening Ditiadakan Sehingga Tidak Ada Gap Down
Biasanya jam 08.55 saham saham LQ45 bisa diperdagangkan dengan status ‘pre-opening’ guna membentuk harga awal. Kondisi market yang underpsikologis seperti sekarang membuat beberapa saham dibuka dengan gap down. Bila saham dibuka dengan gap down maka penurunannya dibandingkan harga penutupan kemarin akan lebih dari -7%. Oleh karena itu ini akan membuat candle market lebih rapih dan tidak ada kondisi chaos di awal pembukaan market. Hal ini mulai diberlakukan sejak tanggal 13 Maret 2020 dan sudah mulai nampak ‘rapihnya candle IHSG tanpa gap’
Kenapa tanpa gap : karena harga close kemarin akan menjadi harga open hari ini

COVID Resmi Jadi Pandemi Global, Market Nanti Stimulus
WHO resmi nyatakan COVID19 sebagai pandemi global. Bursa saham kembali meradang khawatirkan pelambatan ekonomi global. Kini market nanti stimulus pemerintah masing masih negara untuk halau impact buruk dari bencana dunia ini.
IHSG kembali goyang dalam perdagangan kemarin dan kembali bergerak turun di sekitar area support konsolidasi 5133 nya. Kekhawatiran masih merebaknya wabah COVID19 di Indonesia jadi penyulutnya. Kabar bahwa pasien #25 seorang WNA yang jadi korban meninggal pertama membuat market bimbang. Apalagi ditambah dengan pengumuman resmi penambahan pasien baru menjadi 34 membuat daftar masalah jadi panjang.
Dari 9 sektor IHSG hanya sisakan CONSUMER yang positif +1.24% saat sektor lain cenderug terkoreksi. PROPERTY dan INFRASTRUCTURE menjadi yang paling terpukul dengan turun -3.58% dan -3.18%. Turunnya saham TLKM JSMR PGAS EXCL POLL PWON dan BSDE menjadi penyebab kencangnya peluruhan di 2 sektor ini. Apalagi TLKM dan POLL punya kontribusi market cap yang tertinggi 53.31% dan 22.34% di di sektornya. Saham saham konstruksi karya pun tak lepas dari koreksi. Bahkan empat yang paling dominan turun dekati level ARB -10% yaitu WIKA -9.67%, WSKT -9.41% , PTPP -8.16%. dan ADHI -7.35%.
Index Terkoreksi, Asing Malah Belanja
Yang menarik pada saat index terkoreksi -1.28% justru asing mulai melakukan manuver untuk pembelian saham saham di sekitar support. Index yang kemarin sempat capai level terendah 5112 sedikit terangkat dan masuk kembali ke area support dan tutup di level 5154. Adanya kekuatan beli membuat ada pantulan. Total net buy asing di pasar regular kemarin capai +142 milyar dimana sektor FINANCE dapat inject +114 milyar, TRADE +77 milyar dan MINING +34.6 milyar.
Sektor CONSUMER yang kemarin naik justru menjadi tempat profit taking buat investor asing -24 milyar. Saham UNVR yang naik +2.82% justru dijadikan sasaran empuk outflow hingga -25.1 milyar.
Saham BBRI tetap bertahan walaupun sempat turun dari level tertinggi intraday 4030 menjadi sasaran beli asing tertinggi hingga +155 milyar. BMRI dan HMSP menyusul dengan jumlah inflow capai +49 milyar dan+30 milyar.
Wall Street Meradang, Industri Rugi Terpapar COVID19
Bursa Wall Street kembali diterjang badai semalam walaupun sempat rebound di hari Selasa pasca Black Monday. Tiga index utama serempak jatuh. DJIA -1464 point atau -5.86%, NASDAQ -4.70% dan S&P 500 -4.89%. Dow resmi awali fase BEAR MARKET setelah turun lebih dari 20% level tertingginya, sedangkan NASDAQ dan S&P baru terkoreksi -19% sehingga belum dikategorikan memasuki teritori ini.
Saham saham perbankan besar yang menjadi penopang DOW dan S&P bertumbangan. Bahkan Citigroup turun lebih dari -8,6% saat Goldman Sach turun lebih dari -6.5%. Belum lagi saham saham maskapai dan pelayaran wisata yang jeblok terimbas COVID19. American Airline, Delta dan United turun lebih dari -4.3% sedangkan salah satu operator cruise Norwegian Cruise Line anjlok -26.7%. Di estimasi industri parwisata akan kehilangan USD 24 milyar imbas dari COVID19.
Setelah ditetapkan oleh WHO sebagai pandemi kini market nanti kebijakan stimulus untuk hadang pelambatan ekonomi. Bank of England sudah pangkas suku bunga 50 bps hanya tersisa 0.25%. Presiden Trump menginginkan ada pemangkasan pajak penghasilan 0% baik untuk pekerja dan perusahaan. Selain itu analis memproyeksikan bahwa The FED kembali akan pangkas suku bunga nya dalam meeting tanggal 17-18 Maret pekan depan. Target penurunan pada rentang 75 bps – 100 bps sehingga membuat rate akhir 0.25%.
Market Tunggu Stimulus Dari Pemerintah
Pemerintah Indonesia sudah putuskan untuk tanggung pajak penghasilan mulai April 2020 hingga akhir tahun untuk relief program. Selain itu penambahan masa cuti bersama diharapkan bisa membuat ekonomi tetap berjalan ditengah terpaan krisis dunia. Bila 2008 krisis berasal dari sektor FINANSIAL maka tahun 2020 sangat unik karena berawal dari masalah kesehatan. Hal ini punya faktor yang lebih dahsyat karena dapat mengganggu supply dan demand sekaligus.
Kebijakan protokol darurat yang dijalankan oleh Bursa dan OJK setidaknya bisa memperlambat efek peluruhan market. Apalagi setelah diterapkan sistem asimetris untuk ARB – ARA mulai terlihat hasilnya kemarin.
Hari ini index diproyeksikan masih akan bergerak dalam rentang yang cukup lebar : 5288 – 5043. Candle spinning top yang terbentuk kemarin mulai terjadi tarik menarik kekuatan bull dan bear. Buntut bawah yang menolak membentuk low baru dari level 5133 menjadi tanda ada kekuatan beli di area tersebut. Namun buntut atas yang sama panjangnya tandakan masih ada tekanan jual di pasar.
Secara teknikal index saat ini memiliki 3 support : 5133 – 5043 dan 5024 dengan kecenderungan masih downtrend. Stoch mulai masuki area < 20 oversold dan MACD histogram masih negatif. Sehingga indikator cepat masih belum ada tanda pemulihan yang permanen. Wait and see untuk cek peluangnya. Support hari ini 5043 dan Resisten 5288.
Tone dan Manner IHSG : COVID Resmi Jadi Pandemi Global, Market Nantikan Stimulus Pemerintah
Potensi Pergerakan : 5043 – 5288
Sebagai antisipasi BEAR MARKET regulator telah keluarkan serangkaian kebijakan untuk perlambat penurunan. Mulai dari skenario buyback, penundaan/rehat perdagangan bila turun dibawah threshold dan asimetris ARB-ARA. Kenali salah satunya BUY BACK
PR IHSG Reversal Masih Panjang, Badai Belum Berlalu
PR IHSG masih banyak. Pekerjaan rumah yang harus diselesaikan cukup panjang dan sulit. Jadi jangan buru buru happy dengan rebound +1.63%
Setelah dihantam oleh koreksi tajam -6.57 Black Monday pada tanggal 9 Maret 2020 bursa alami rebound +84.017 point kemarin. Sama seperti halnya bursa global dan regional lainnya yang alami rebound setelah dikejutkan oleh pemangkasan harga minyak oleh Saudi. Kenaikan +1.63% membuat IHSG sedikit di bawah level resisten 5288 tertahan di harga 5220.82. Masih banyaknya saham yang turun hingga 145 emiten tandakan market masih belum sepenuhnya pulih. Hanya 254 saham yang naik dan sisanya 143 tidak alami perubahan harga sama sekali.
Penguatan index banyak dimotori oleh saham saham sektor FINANCE +2.37% dan CONSUMER +2.18%. Apalagi setelah saham utamanya alami lonjakan harga yang signifikan. BBRI +4.26%, BMRI +4.26%, BBCA +2.42%, HMSP +2.89% dan ICBP +3.85%. Dari 10 Top Mover IHSG hanya TLKM yang terkoreksi -10 point walaupun sempat menguat ke 3620 harus tutup di harga 3480. Dari semua sektor yang ada sisakan AGRI yang terkoreksi tipis -0.03%.
Saham BUMN Dominasi Bursa Imbas Arahan Buyback
Guna antisipasi makin turunnya IHSG, KemenBUMN arahkan BUMN untuk lakukan buyback sahamnya. Ada sekitar 12 BUMN yang mendapatkan perintah untuk melakukan buyback saham hingga RP 8 Trilyun. BUMN yang berasal dari 3 sektor menyatakan komitmen untuk membeli kembali sahamnya di publik senilai 7 – 8 trilyun. Dari perbankan ada BBRI BMRI dan BBTN. Sektor Konstruksi WIKA, ADHI, WSKT dan JSMR. Sedangkan untuk pertambangan ada ANTM, PTBA dan TINS.
Seruan ini dimanfaatkan oleh banyak investor berspekulasi untuk ambil posisi beli terlebih dahulu sehingga membuat index IDXBUMN20 naik tajam +2.87%. Kenaikan ini lebih tinggi dari kenaikan IHSG atau LQ45 yang hanya +2.30% . Beberapa saham BUMN pun langsung melonjak termasuk yang belum berencana lakukan buyback. BBRI BMRI WIKA PTBA naik diatas +4.00%, WSKT dan JSMR naik diatas +2.0%, TINS, BBTN dan ANTM naik diatas +3.0%. Hanya ADHI yang naik lebih rendah dari 2% di level +1.49%. Anak anak usaha BUMN juga kecipratan seperti WTON WSBP WEGE yang naik pada rentang +2.27% sampai +5.31% .
Index Naik Asingnya Santai Jual Barang
Kenaikan kemarin belum banyak ditopang oleh aksi beli investor asing. Alih alih borong saham saat ada rebound, investor asing malah berjualan. Di pasar regular asing catatkan outflow -857 milyar yang sebagian besar terjadi di sektor FINANCE -485 milyar dan MISC-IND -164 milyar. Rebound ini digunakan untuk lakukan sell on strength guna antisipasi risiko yang masih uncharted karena imbas COVID19 dan perang harga oil. Saham saham unggulan tetap menjadi sasaran utama profit taking seperti BBCA -175 milyar, ASII -167 milyar, BMRI -139 milyar, dan BBNI -127 milyar. Bahkan TLKM pun yang tidak lakukan buyback dan sempat menguat intraday di-net sell hingga -52 milyar.
Eropa Masih Terbakar, Amerika Mulai Rebound
Pasar Eropa masih terbakar setelah makin merebaknya penyebaran COVID19 di benua biru. Tidak ada satupun negara di Eropa yang terbebas dari virus Corona dengan Italy menjadi yang paling dominan. Roma mulai melakukan lockdown darurat untuk seluruh negeri. Bahkan KBRI di Roma mulai stop kegiatan guna hindari penyebaran. Index gabungan STOXX600 terkoreksi -1.14%. Hal yang sama juga terjadi di Prancis dan Jerman terkoreksi tajam setelah jumlah pasien positif lampaui 1500 jiwa.
Di New York market berhasil naik lebih +1100 point setelah Presiden Trump merencanakan berikan stimulus tambahan berupa pemotongan pajak atas upah. Bergerak volatile kemarin bahkan sempat sentuh level 23750 sebelum akhirnya ditutup naik ke level 25018 atau melejit +4.89% . Kenaikan ini sepertinya tidak akan bertahan lama mengingat penambahan kasus baru di USA naik lebih dari 25% kemarin menjadi 975. Negara Bagian Seattle dan Massachusetts menjadi yang paling tinggi kenaikan kasus COVID19 : 74 kasus baru dan 54 pasien positif baru di dua negara bagian tadi.
Saham saham energi mulai rebound setelah harga minyak kembali naik +10%. Hal yang sama diikuti oleh saham perbankan pasca yield treasury memantul dari level terendahnya. Rencana China untuk restart kegiatan aktivitas manufaktur dan kunjungan Presiden Xi ke Wuhan jadi signal bagus reboundnya saham saham teknologi utama.
PR IHSG Untuk Reversal Masih Jauh
Saat ini bursa dalam kondisi battle dan buruk. Sentimen global yang terus menghantam ditambah lagi masih bertambahnya kasus baru di Indonesia menjadi 27 membuat perlu ekstra waspada.
Secara teknikal kemarin IHSG gagal break area resisten 5288 dan sisakan long wick atas tandakan pressure jual masih tinggi. Bila berhasil maka challenge berikut keluar dari area black 5133-5364. Keluar dari area black harus tutup gap 5364-5489 dan masuk ke support EMA7. Selanjutnya menutup gap 5577 – 5613 untuk kembali ke support MA20 nya. Panjang banget kan ?
Makanya jangan merasa happy dengan kondisi kemarin. Apalagi asing masih catatkan net sell. Walaupun ada beberapa saham bisa diperhatikan seperti yang sudah disebutkan di atas, namun tidak serta merta dapat diartikan badai sudah berlalu.
Arah Gerak IHSG Dibatasi Oleh Protokol Darurat
Bursa dan OJK yang siapkan protokol protokol darurat ini tandakan bahwa masalah baru saja mulai. Bukan protokol rilis berarti masalah selesai. Begitu biasanya penanganan sebuah krisis. Aturan buyback diperlonggar, ARB dibuat asimetris dan halt trading bila turun -5% hingga -15% adalah mempersiapkan the worst to come.
Hari ini index masih akan bergerak dalam rentang konsolidasi black candle 5133 – 5364 dengan target bisa breakout 5288 yang kemarin gagak dibreak. Support 5133 dan Resisten 5288.
Tone dan Manner IHSG : PR IHSG Reversal Masih Panjang, Badai Belum Berlalu
Potensi Pergerakan : 5133 – 5288
Kami telah melakukan banyak update mengenai istilah istilah yang sering dipergunakan dalam perdagangan saham di menu KAMUS SAHAM. Akses segera di TETRA X CHANGE yang segera akan alami make over sebentar lagi.